22 September 2010

Mulut Bawel Berguna untuk Nge-charge Ponsel

Ilmuwan dari Korea Selatan kini mengembangkan sebuah teknologi baru yang memungkinkan seseorang untuk mengisi ulang baterai hanya dengan suara. Semakin sering pengguna melakukan percakapan telepon maka baterai akan terus mengisi.


SEOUL - Masalah baterai masih menjadi kendala sejumlah pengguna ponsel. Seringkali saat ingin menggunakan ponsel, baterai lemah. Membawa charger pun belum tentu mengatasi masalah, Anda harus mencari sumber listrik untuk mengisi ulang baterai.

Tapi, sejumlah ilmuwan dari Korea Selatan kini mengembangkan sebuah teknologi baru yang memungkinkan seseorang untuk mengisi ulang baterai hanya dengan suara. Semakin sering pengguna melakukan percakapan telepon maka baterai akan terus mengisi.

Saat ini percakapan bisa menghasilkan sekira 60-70 desibel, tapi untuk saat ini diperlukan sekira 100 desibel. Nantinya, energi inilah yang nantinya diubah menjadi energi listrik untuk pengisian baterai. Semakin 'bawel' semakin penuh baterai.

Ilmuwan dari Korea telah mengubah bahan utama lotion kalamin menjadi bahan kecil yang mengubah gelombang suara menjadi listrik.
"Prosesnya sama seperti speaker mengubah sinyal listrik menjadi suara, begitupun sebaliknya mengubah suara menjadi sumber tenaga listrik juga dimungkinka mungkin," kata Dr Young Jun Park, ilmuwan Samsung Advanced Institute of Technology seperti dilansir Discovery, Selasa (21/9/2010).
"Kekuatan suara dapat digunakan untuk berbagai aplikasi baru termasuk mengisi baterai. Selain itu kebisingan di jalan raya juga bisa diubah menjadi sumber energi," tambah Young.
Baca selengkapnya di Mulut Bawel Berguna untuk Nge-charge Ponsel

21 September 2010

Gak kentut = mati

Banyak orang yang merasa malu jika ketahuan kentut, karena masalah perkentutan seringkali dinilai salah dari sisi etika dan kesopanan. Tapi jangan remehkan kentut, karena orang bisa meninggal hanya gara-gara tak bisa mengeluarkan gas dari tubuh.

Dalam frekuensi normal, kentut merupakan hal yang sehat karena menandakan sistem pencernaan khususnya gerakan peristaltik usus hingga anus berjalan dengan normal.

Bila frekuensinya berlebihan, maka menandakan adanya gangguan di perut. Tapi yang lebih buruk dan dapat mengancam nyawa adalah bila orang tidak bisa mengeluarkan gas dari dalam tubuhnya alias tidak bisa kentut.

Ketidakmampuan tubuh mengeluarkan gas atau kentut dari dalam tubuh dapat mengancam jiwa karena disebabkan oleh kondisi peritonitis.

Peritonitis adalah peradangan (iritasi) dari peritoneum, yaitu jaringan tipis yang melapisi dinding bagian dalam perut dan mencakup sebagian besar organ perut.

Gejala dari peritonitis secara umum adalah sebagai berikut :

1. Perut (abdomen) sangat sakit, kembung dan kadang lembek. Rasa sakit akan semakin memburuk ketika perut disentuh atau bergerak.
2. Ketidakmampuan mengeluarkan gas atau kentut dari tubuh
3. Demam dan menggigil
4. Terdapat cairan di perut
5. Susah buang air besar
6. Kelelahan berlebihan
7. Hanya sedikit buang air kecil
8. Mual dan muntah

Peritonitis dapat mengancam kehidupan dan dapat menyebabkan beberapa komplikasi yang berbeda.

Ada tiga jenis peritonitis, yaitu sebagai berikut :

1. Peritonitis Spontan
Peritonitis spontan biasanya disebabkan oleh infeksi ascitesascites, yaitu pengumpulan cairan dalam rongga peritoneal. Hal ini biasanya terjadi karena gagal hati atau ginjal.

Faktor risiko meliputi penderita penyakit hati termasuk orang yang mengosumsi alkohol berlebihan dan penyakit lainnya yang mengarah ke sirosis, seperti virus hepatitis kronis (hepatitis B atau hepatitis C).

2. Peritonitis Sekunder
Peritonitis sekunder memiliki beberapa penyebab
utama, salah satunya karena bakteri. Bakteri dapat memasuki peritoneum melalui lubang (perforasi) pada saluran pencernaan. Lubang tersebut dapat disebabkan oleh usus buntu yang pecah, radang lambung, perforasi usus, atau luka, seperti luka tembak atau pisau.

Peritonitis sekunder juga dapat terjadi jika empedu atau bahan kimia yang dilepaskan oleh pankreas (enzim pankreas) bocor ke selaput rongga perut.

Kontaminan asing juga dapat menyebabkan peritonitis sekunder jika masuk ke dalam rongga peritoneal. Hal ini dapat terjadi selama penggunaan kateter dialisis peritoneal atau tabung makan.

3. Peritonitis Dialisis
Peritonitis dialisis adalah peradangan pada selaput rongga perut (peritoneum) yang terjadi ketika seseorang menerima dialisis peritoneal, yang disebabkan oleh bakteri yang masuk ke wilayah tersebut pada prosedur dialisis. Bakteri kulit atau jamur dapat menyebabkan infeksi.

Penyebab peritonitis harus diidentifikasi dan segera diobati. Bila Anda mengalami gejala-gejala tersebut, segeralah menghubungi dokter atau rumah sakit, karena kondisi ini bisa sangat berbahaya dan mengancam nyawa. Pengobatan biasanya melibatkan operasi dan antibiotik.

Jadi apa klian mw mati gra" gk kentut??
Baca selengkapnya di Gak kentut = mati